It ain’t over ,‘till it’s
over
Karya : Ike Yolanda
Tetesan air
dari langit menyadarkanku dari lamunan panjangku yang bisa di tebak kali
ini aku masih memikirkan pasienku yang dari kemarin belum juga sadar dari koma
nya sebagai seorang dokter , dari malam tadi aku berkutat dengan semua
peralatan kedokteranku untuk terus memantau keadaan pasien tesebut. Seakan lama
sekali aku tak merasakan hangat dan nyamannya kamar tidur ku ini.
Siang ini aku kembali mengecek keadaan pasien yang aku
tangani dari kemarin tersebut ,kulangkah kan kaki dengan pasti melangkah menuju
ruang kerjaku sebagai dokter di rumah sakit ini setahun belakangan dengan
senyum yang mengembang di bibir ku terdengar suara seseorang yang menghentikan
langkah ku ‘’dokter,pasien yang kemarin sedang koma itu sekarang sudah sadar ‘’
kata perawat yang berada di ruang informasi itu kepadaku
‘’baiklah sebentar lagi saya akan ke sana, saya harus mengambil Stetoskop dulu ‘’jawab ku
‘’bagaimana keadaan suami saya dok ?’’ Tanya seorang berempuan
setengah baya di samping ku
‘’allhamdulilah sehat sehat saja bu setelah di lakukan pengecekan
ulang baru bisa di pastikan kapan boleh pulang nya ’’
‘’terima kasih ya dok ‘’
Setelah menghabiskan waktu di ruma sakit , aku munuju ke rumah dengan
mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi di tengah kota Jakarta yang padat
penduduk ini membuatku bosan.
‘’kau sudah pulang Zu ?’’ suara perempuan yang di aku cintai mengiringi
langkah ku
menuju kamar
‘’oh iya ma ‘’ kataku
Tidak lama kemudian Azura sudah berada di meja makan
‘’oh ,iya kenapa kamu pulang cepat Zu ?’’ tanya papa
‘’aku tadi hanya mengecek keadaan pasien yang koma aja pa’’
‘’kenapa kau jarang sekali akhir akhir ini ketemu sama Wil, Zu ?
potong mama
‘’oh,aku sudah putus dengan
Wil ma, mungkin aku sudah tidak cocok lagi dengan nya’’ aku berbicara sebelum mama
bertanya.
Flash back :
Azura sedang memergoki Will sedang bermesraan bersama wanita lain di sebuah cafe ,saat itu
Azura langsung menghubungi Will dan Wiil pun berbohong pada Azura, Azura pun
memutuskan Wil ,kisah cinta Azura memang sangat berbanding terbalik dengan
karirnya yag cemerlang .
***
‘’Zu, apa kamu besok jadi pergi dengan Mei ? ‘’ Tanya papa
‘’hmm iya pa, aku akan menghabiskan waktu sekitar 5 hari di puncak aku mengambil
cuti ‘’ Azura membayangkan libuaran nya yang mengasikkan tersebut
‘’kalau begitu jangan lupa bawa semua keperluan selama di puncak ‘’
‘’oke ma, karena pasien ku itu sudah sadarkan diri jadinya aku di
perboleh kan untuk mengambil cuti ‘’
Setelah makan azura kembali ke kamar nya untuk
menyiapkan keperluannya besok, tiba-tiba telpon azura berdering little things by one direction layar hand phone nya pun menunjukkan bahwa Mei
yang menelpon.
‘’halo, kenapa Mei,?’’Azura membuka perakapan nya dengan Mei
‘’Zu, besok loe jemput gue jam berapa ?’’ suara di seberang sana
‘’kita berangkat pagi saja Mei, soalnya nanti kalau kesiangan
penyakit Jakarta kambuh ‘’
‘’macet maksud lo?’’tanya Mei memastikan
‘‘tentu, apalagi ?’’ jawab Azura
‘’oke, baiklah Zu gue tunggu jam 7 .’’
‘’siip mei, lo jangan kesiangan lagi Mei ‘’
ledek Azura
‘’tenang Zu aku akan pasang alaram speaker volume full’’ sambil
ketawa
‘’hahahaha,,, ok see you ‘’ Azura mengakhiri telpon
Menempuh perjalanan selama 2 jam membuat mereka
kelelahan azura dan mei pun tiba di vila milik paman nya mei
‘’Mei, you can help me ?’’ teriakan Azura membuyarkan Mei karena Azura mengangkat tas
yang berat
‘’o, sorry Zu ‘’ Mei pun
tertawa karena lupa dengan barang yang di bawa nya
‘’hmmm, udah lama gak mendapatkan suasana setenang ini, alam sesejuk ini ‘’ gumam Azura
‘’memang sudah saat nya lo
meliburan diri dari kesibukan ‘’ omel Mei
‘’aku akan berkeliling sebentar, dan lo bereskan semua ini ‘’ Azura menunjuk semua
barang bawaan mereka sambil berlari ke luar
‘’lo mau lari ke mana AZURA !!!!!!!!!!!!!!!’’ teriak Mei mengejar Azura
***
Danau ini begitu sunyi, damai, tenang dan indah
gumam Azura,
‘’awwwww,,’’ karena terlalu terlena dengan pemandangan sekitar Azura
tidak sadar bahwa ia sudah berjalan ke pinggir danau dan terpeleset karena
terdapat lumpur di pinggir danau
‘’tolong ,,,tolong,,tolong,,,’’ Azura masih berteriak
Ia mencoba mencari
secercah cahaya dan tangan nya pun masih mencoba meraih apa yang dapat
ia genggam jantung nya serasah berhenti berdetak, oksigen pun terasa menipis di
paru paru nya ia mulai merasakan sakit di tenggorokan karena air masuk ke
hidung dan telinga nya nafasnys pun tak dapat di atur oleh nya, saat ia
merasakan sentuhan dan genggaman seseorang, cahaya pun menusuk ke retina nya
walau pun sedikit.
‘’Apa kau baik baik saja ?’’
Azura memandang seseorang di hadapannya ,ia pun memuntahkan air lewat mulut dan
hidungnya dan mengatur nafas nya.
‘’ Apa yang lo lakukan ?’’ Tanya Azura
‘’Maaf tadi sepertinya kamu
mebutuhkan bantuan ‘’
‘’A maafkan gue, jika tak ada lo ,gue
gak tau tu apa yang
akan tejadi tadi jika lo gak menolong gue ‘’ kata Azura
‘’sudah sewajarnya aku menolong orang yang sedang kesulitan
sepertimu ‘’ senyumnya tersunging di bibirnya
‘’perkenalkan aku Nial, dan kamu ?’’ menulurkan tangan ke Azura
‘’ gue Azura ‘’ menjabat tangan Nial
‘’sepertinya, kamu orang baru di sini ‘’
tanya Nial
‘’kalau itu, gue baru aja datang kesini untuk liburan’’
‘’jadi kamu baru ya disini, kalau begitu kamu butuh seseorang untuk menjadi teman selama disini kn?, aku siap kok ‘’
‘’haha,, terima kasih ‘’jawab azura
‘’rumahku tak jauh dari sini, nah itu rumahku yang berwarna putih di
atas tebing itu ‘’ Nial menunjukan jarinya ke rumah itu
‘’sepertinya gue mulai kedinginan ,sebaiknya gue pulang dulu agar teman gue tak mengkhawatirkan gue‘’
‘’sampai bertemu lagi Azura ‘’ teriak Nial mengiringi kepergian
Azura
Azura menoleh ke belakang dengan melambaikan tangan ke
Nial, Nial hanya membalas dengan
senyuman.
‘’dari mana aja lo zu ?’’ suara Mei menyambut
kedatangan azura
‘’gue tadi hampir tengelam di danau itu, tapi untung ada orang yang nolongin gue ‘’
‘’Apa? Azura udah tau lo gak bisa berenang masih aja lo berenang di danau‘’ maki Mei
‘’gue gak berenang kepo tapi, kepeleset‘’ jelas Azura
‘’oh gitu , sana pergi mandi bau lo
udah kayak orang gak mandi seminggu ‘’ sambung Mei
***
‘’pagi ini gue ingin jalan jalan ‘’
sapa Azura pada Mei saat di meja makan
‘’kemana? Apa perlu gue
temenin ?’’ khawatir
karena takut terjadi kejadian kau yak
kemarinpada
Azura
‘’entahlah,gak perlu deh, gue sudah besar kali ‘’ jawab Azura
Saat hendak
membuka pintu pagar terdengan suara
‘’hey, Azura’’ sapa seseorang yang sudah ada di samping Azura
‘’ hey,lo Nial?’’
‘’ iya, rupanya kamu menginap di vila ini Zu, tidak jauh dari rumah ku dong‘ ’kata Nial
‘’iya Nial gue di sini untuk berlibur selama 5 hari ‘’ jawab Azura
‘’sekarang kamu mau ke mana?’’ tanya Nial
‘’gak tau juga , mungkin kebun teh aja deh‘’
‘’boleh kutemani?’’ ajak Nial
‘’tentu‘’
Mereka berjalan di jalan setapak menuju kebun teh.
Para pemetik teh sudah siap dengan bakul di punggulnya dengan topi kecapi untuk
memetik teh.
‘’Betapa tenang nya di sini ‘’ kata Azura
‘’iya, ituah sebabnya aku ke sini menghindari semua masalah dan kota
yang penuh polusi dari mencoba ketenangan di desa ‘’
‘’menghindari semua? apa maksud mu?’’ Tanya Azura
‘’aku seorang penderita leukemia stadium 4 yang telah di fonis oleh
dokter. kata dokter umurku tidak lama
lagi. Aku di fonis 3 bulan yang lalu’’ ujar Nial
‘’kamu penderita leukemia?’’
‘’ya, tapi aku tak akan menyerah dengan penyakit ku itu, aku akan
terus berkarya sampai mata ini terpenjam selamanya ‘’
‘’ya,lo gak boleh menyerah dengan
penyakit itu, dokter hanya lah manusia yang di kirim tuhan sebagai perantara
saja,’’ kata Azura memberi semangat pada Nial
‘’tapi, aku tau cepat atau lambat aku akan mati ‘’
‘’semua orang pasti akan
meninggal nial .Gue seorang dokter Nial ,lo pernah menyelamat kan
nyawa gue,
apa salah nya gue juga membantu menyelamat kan nyawa lo?’’ kata Azura
‘’terima kasih Azura, aku akan selalu mengingat mu walaupun nafas tak bertempat pada raga
ini lagi‘’ sambung Nial
***
Beberapa hari ini Azura lewatkan bersama Nial, dia seperti menemukan seseorang yang sudah
lama kosong di hati nya. Saat Azura duduk di balkon kamarnya, tiba tiba
seseorang datang dan mengejutkan nya.
‘’Azura ‘’
Suara itu langsung Azura kenali, ia adalah orang yang
selalu bersama nya beberapa hari ini.
‘’azura,apa kamu ingin menemaniku ke suatu tempat?’’ tanya Nial
‘’tentu ‘’
Mereka melaju menuju padang ilalang di sana terdapat
tebing seperti bukit, banyak terdapat rumput hijau dengan pohon berada di
tengah nya, di bawah pohon besar itu terdapat kursi putih panjang. Mereka duduk
berdua di kursi tersebut, Nial memainkan gitar yang di bawa nya saat perjalanan
kemari, dia seorang musisi yang selama 2 tahun menjadi composer di London ,
Inggris.
Alunan nada mengalun indah dari petikan gitar yang di
main kan oleh Nial yaitu lagu my love by
westlife
An
empty street
An empty house
A hole inside my heart
I’m all alone and the rooms are getting smaller
An empty house
A hole inside my heart
I’m all alone and the rooms are getting smaller
I
wonder how, I wonder why
I wonder where they are
The days we had, the songs we sang together
And oh my love
I’m holding on forever
Reaching for a love that seem so far
I wonder where they are
The days we had, the songs we sang together
And oh my love
I’m holding on forever
Reaching for a love that seem so far
So
I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again, my lo
ve And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again, my lo
makin lama
petikan gitar nial melambat dan berhenti
Tiba-tiba saja nial pingsan.
‘’Nial, bangun Nial, please jangan main- main Nial‘’
***
Nial membuka mata nya dan ia melihat ruangan yang tak asing baginya
yaitu adalah kamarnya sendiri.
‘’Nial, apa lo sudah sadar?’’
‘’nial,
sepertinya kita harus ke Jakarta, gue harus menangani lo lebih lajut, kita akan menjalani pengobatan di Jakarta ‘’bujuk
Azura pada Nial
‘’tidak Zu, aku
ingin menghabiskan sisa waktu ku di desa saja, bersama denganmu,’’ kata Nial
‘’tapi
Nial,,,,’’
‘’sudah lah Zu,
aku gak apa
apa kok, aku
sudah baikan kok, ayo kita kembali ketempat tadi lagi‘’ kata Nial
‘’ tapi, hari
sudah gelap Nial dan lo kelihatan sangat pucat sebaiknya lo ristirahat aja‘’ tampak raut muka Azura yang
khawatir.
‘’ tidak apa-apa
Zu aku sudah baikkan, ayolah Zu ,,’’ ujar Nial sambil memohon pada ku.
‘’baik lah
Nial‘’ akhirnya aku menyanggupi kehendak Nial
Azura membantu Nial berjalan, ia merangkul bahu Nial agar laki-laki
itu bisa berjalan, saat sampai di tempat tadi Azura duduk di kursi melihat
pemandangan kota dan desa yang bisa di lihat dari sana perasaan Azura seakan
tenang dengan cahaya bintang yang bertebaran dan bulan yang indah.
‘’Zu, apa kau
bahagia?’’ tanya Nial
‘’tentu saja
Nial,’’ jawab azura dengan ekspresi yang begitu ceria sambil menoleh ke Nial
‘’Zu, terimah
kasih telah mengisi hari-hari ku ini dengan kebahagianmu ,’’ kata Nial
Azura hanya menaanggapi itu dengan senyum yang menawan. Sedari tadi
nial hanya melihat Azura yang sedang melihat bintang di langit. Azura merasakan
angin malam yang menyentuh tubuh nya Nial pun sepertinya sedang asik dengan
sesuatu yang di tulis nya,
Tanpa di ketahui Azura dari hidung Nial keluar darah segar , tapi
Nial tidak menghiraukan nya, Nial takut Azura mengetahui kondisi nya akhirnya
Nial pun menutup hidugnya dengan daun kering, Nial pun seakan merasakan sesuatu
hembusan angin membuatnya serasa terempas dan terlelap untuk selamanya tangan
nya yang lemas pun menyentuh tangan Azura yang menyadarkan nya bahwa Nial sudah
tertidur lelap,
‘’Nial,bangun
Nial ‘’ kata Azura
‘’Nial apa kau
mendengarku?’’ teriak Azura sambil memeriksa denyut nadi Nial tapi, tidak ada
gunanya, Nial sudah meninggalkan Azura bersama selamanya.
‘’nial lo gak bisa membuat gue merasa bersalah karena belum menyelamatkan nyawa lo nil’’ Azura memeluk
raga yang tak bernyawa itu lagi dengan tetesan air mata membasahi mata nya, dan
turun mengenai wajah Nial.
My dear azura
Senyummu membuatku bertahahan
Sakit pun pulih
karena dirimu
Kau telah
bersamaku saat waktu seakan mengejarku
Saat ku sedang
merasakan dingin nya sepi, kau datang menemani
Jika aku
hidup untuk sekali lagi
Izinkan aku
lebih memahami dirimu
Izinkan aku lama
bersamamu dan tidak sekejap
seperti ini
Dan mencoba
mencintaimu lebih dari ini
Tapi takdir berkata lain zu
Jika ada dunia setelah aku hidup di sini
Maka hiduplah besamaku zu
Terima kasih kau
telah menjadi teman ujung usiaku
Love you azura And It ain’t over , ‘till it’s over
AZURA PUN
MENETESKAN AIR MATA YANG HANGAT TERJATUH DI TANGAN NYA SENDIRI, MELIHAT DAN MEMBACA
TULISAN TERAKHIR NIAL DI SEBUAH DAUN KERING BERLUMUR
DARAH TERSEBUT DAN SAMBIL BERKATA ‘’ I LOVE
YOU TO NIAL ‘’
THE END ………………..
0 komentar:
Posting Komentar