LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
LARUTAN
PENYANGGA (BUFFER)
Disusun oleh
:
KELOMPOK VI
(LIMA)
Dara
Wirajuba
Hariza
Mahendra
Ike Yolanda
Sherli
Mevitasari
Yusuf
Abdulah
Zafira Yunara Senja
SMA PLUS NEGERI 7 BENGKULU
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN AJARAN 2013/2014
A.JUDUL
“LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)”
B.TUJUAN
Mempelajari
perbedaan pH larutan penyangga dan bykan penyangga akibat penambahan sedikit
asam
C. LANDASAN TEORI
Larutan
penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu
terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan
tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut
diencerkan.
Sebenarnya penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran pada larutan
penyangga menimbulkan sedikit perubahan pH (tetapi besar perubahan pH sangatlah
kecil) sehingga pH larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada
kisarannya. Namun, jika asam atau basa ditambahkan ke larutan bukan penyangga
maka perubahan pH larutan akan sangat mencolok.
Dalam berbagai aktifitas yang melibatkan reaksi-reaksi dalam larutan seringkali
diperlukan pH yang harganya tetap. Misalnya kita memerlukan suatu larutan
dengan pH = 4 selama melakukan percobaan, dan pH-nya tidak berubah-ubah.
Cairan dalam tubuh kita juga pH-nya harus tetap dijaga, yaitu pada harga 7,4. apabila pH-nya berubah misalnya kurang dari 7,0 atau lebih dari 7,8, hal tersebut akan sangat membahyakan bagi tubuh kita bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, cairan dalam tubuh kita harus
Cairan dalam tubuh kita juga pH-nya harus tetap dijaga, yaitu pada harga 7,4. apabila pH-nya berubah misalnya kurang dari 7,0 atau lebih dari 7,8, hal tersebut akan sangat membahyakan bagi tubuh kita bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, cairan dalam tubuh kita harus
memiliki
sifat sebagai larutan penyangga sehingga dapat mempertahankan pH cairan tubuh
walaupun tubuh kita menerima berbagai penambahan, misalnya zat yang mengandung
asam atau basa.Perubahan pH suatu sistem seringkali memberikan dampak yang
tidak diinginkan. Sebagai contoh, jika jus lemon ditambahkan ke dalam susu.
Susu akan menggumpal karena terjadi perubahan pH. Secara alami, terdapat suatu
sistem yang dapat mengatasi hal tersebut. Sistem ini dinamakan penyangga.
Penyangga mampu mempertahankan pH sistem terhadap gangguan yang dapat mengubah
pH. Penyangga alami terdapat di dalam tubuh makhluk hidup maupun di alam.
Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat sebagai penyangga.
Penyangga memiliki komponen asam dan basa. Komponen asam mengatasi kenaikan pH
sedangkan komponen basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan
suatu pasangan konjugasi.
D.CARA KERJA
1.Alat dan Bahan
1.Gelas Ukur 7.Larutan
HCL 0,1 M
2. Pipet tetes 8.Larutan
NaOH 0,1 M
3. Tabung Reaksi 9.Larutan
NaCl 0,1 M
4. Indikator Universal 10.Larutan
NaCH3COO 0,1 M
5. Larutan NH4Cl 0,1 M 11.Larutan CH3COOH
0,1 M
6. Larutan NH4OH 0,1 M 12.Aquades
2.Cara
Kerja
1. Campurkan 7,5 mL larutan NH4Cl 0,1 M dan 7,5
mL NH4OH ke dalam tabung reaksi, kemudian ukur Ph nya dengan kertas indikator
universal
2. Larutan tersebut dibagi menjadi 3 bagian ke dala tabung
reaksi
3. Larutan pada tabung pertama ditetesi dengan larutan HCl
0,1 M .Ukur pH larutan itu pada saat volume larutan HCl yang ditambahkan
sebanyak 1 mL
4. Larutan pada tabung kedua ditetesi dengan larutan NaOH
0,1 M. Ukur pH larutan itu pada saat volume larutan NaOH yang ditambahkan
sebanyak 1 mL.
5. Larutan pada tabung ketiga ditambahkan air suling 5 mL ,
ukur pHnya
6. Ambil 15 mL larutan NaCL 0,1 M . Ukur pHnya , Setelah itu
masukkan ke dalam tabung reaksi masing
masing dengan 5 mL larutan NaCl 0,1 M.
7. Larutan paaada tabung pertama ditetesi dengan larutan HCl
0,1 M . Ukur pHnya larutan itu pada saat volume larutan HCl yang ditambahkan
sebanyak 1 mL
8. Larutan pada tabung kedua ditetesi dengan larutan NaOH
0,1 M. Ukur pH larutan itu pada saat volume larutan NaOH yang ditambahkan
sebanyak 1 mL
9. Larutan pada tabung ketiga ditambahkan air suling 5 mL ,
ukur pHnya
10. Campurkan 7,5 mL larutan NaCH3COO 0,1 M dan
7,5 mL CH3COOH ke dalam tabung reaksi, kemudian ukur Ph nya dengan
kertas indikator universal
11. Larutan tersebut dibagi menjadi 3 bagian ke dala tabung
reaksi
12. Larutan pada tabung pertama ditetesi dengan larutan HCl
0,1 M .Ukur pH larutan itu pada saat volume larutan HCl yang ditambahkan
sebanyak 1 mL
13. Larutan pada tabung kedua ditetesi dengan larutan NaOH
0,1 M. Ukur pH larutan itu pada saat volume larutan NaOH yang ditambahkan
sebanyak 1 mL.
14. Larutan pada tabung ketiga ditambahkan air suling 5 mL ,
ukur pHnya
E.HASIL PENGAMATAN
Larutan
|
pH awal
|
pH + 1 mL HCl
|
pH+ 1 Ml NaOH
|
pH + 5 Ml air
|
NH4Cl + NH4OH
|
9
|
7
|
9
|
8
|
Nacl
|
7
|
2
|
10
|
7
|
NaCH3COO+ CH3COOH
|
4
|
2
|
4
|
4
|
F.PEMBAHASAN
Larutan penyangga, larutan
dapar, atau buffer adalah larutan
yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak
banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari
larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian
sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjungsi atau oleh basa lemah dengan asam konjungsi. Reaksi di
antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Pada praktikum kali ini, campuran larutan CH3COOH dengan NaCH3COO sebagai
larutan penyangga asam, dan larutan NH4OHdengan NH4Cl
sebagai larutan penyangga basa. Yang di tambahkan dengan HCl, NaOH dan air
suling sebagai campuran atau alat ujinya
larutan CH3COOH dengan NaCH3COO Ketika di ukur dengan
pH indikator mempunyai pH 4 yang berarti asam.
Larutan campuran CH3COOH dengan CH3COONa merupakan
larutan penyangga asam sehingga ketika di campurkan dengan 1mL HCL, NaOH dan 5
mL air suling, maka semua larutan masih tetap bersifat asam, meskipun pada
dasaranya NaOH mempunyai sifat basa, namun ketika dicampurkan dengan larutan
penyangga asam, sifatnya tidak dapat mempengaruhi secara dominan pada larutan
penyangga asam, meskipun pH larutan penyangga asam tersebut mengalami perubahan
pH menjadi 2, hal tersebut di sebabkan karena adanya kesalahan pada saat
pengerjaan praktikum, 1 mL larutan NaOH dan 5 mL air suling yang di tambahkan
pada larutan penyangga tersebut ,sehingga pH mengalami sedikit perubahan.
Campuran larutan NH4OH
dengan NH4Cl merupakan larutan penyangga basa dan mempunyai pH
9, Yang merupakan penyangga basa pada saat di tambahkan dengan HCl, NaOH
dan air suling pH larutan penyangga tersebut tetap pada pH larutan basa meskipun di tambahkan dengan HCl yang bersifat
asam, namun larutan tersebut tidak memberi pengaruh besar terhadap perubahan
pH-nya.
larutan NaCl dan diuji menggunakan indicator universal. pH mula-mula yaitu 7, setelah
ditambah dengan 1 ml HCl pH berubah menjadi 2, ditambahkan 1 ml NaOH pH tetap berubah menjadi 10 dan ketika ditambah 5 ml akuades
pH berubah menjadi 7. Terlihat bahwa larutan NaCl bukan merupakan larutan penyangga. sesuai
dengan teori penambahan sedikit asam, sedikit basa, ataupun dilakukan
pengenceran maka pH larutan tersebut tidak berubah. Selain itu, NaCl bersifat
garam. Menurut teori komponen larutan penyangga yang berhubungan dengan garam
yaitu, asam lemah dan basa lemah. Sedangkan HCl adalah asam kuat, dan NaOH
merupakan basa kuat. Sehingga
NaCl bukan sebagai larutan penyangga.
G.Pertanyaan
1. Bagaimana pH larutan setelah
penambahan 1 mL larutan HCl 0,1 M ?
Jawab : pH
larutan berubah sedikit walau tidak berubah secara signifikan
2. Bagaiman pH larutan setelah
penambahan 1 mL larutan NaOH 0,1 M ?
Jawab : pH larutan berubah sedikit walau tidak berubah
secara signifikan
3. Bagaiman pH larutan setelah
penambahan 5 Ml aquades ?
Jawab : : pH larutan berubah sedikit walau tidak
berubah secara signifikan
H.KESIMPULAN
·
Larutan CH3COOH
dan CH3COONa adalah larutan penyangga asam
·
Larutan NH4OH
dan NH4Cl adalah larutan penyangga basa
·
Larutan CH3COOH dan CH3COONa
merupakan larutan peyangga yang terdiri dari asam lemah dengan basa
konjugasi/garam
·
Larutan CH3COONa bertindak sebagai basa konjugasi/garam
·
Larutan CH3COOH bertindak sebagai asam
lemah
·
Perbandingan antara pH awal dengan pH setelah
penambahan HCl, NaOH maupun akuades adalah
menurut teori tetap, namun dalam penambahan sedikit asam/basa maupun
pengenceran tidak mengubah pH secara signifikan.
·
Dalam pengamatan ini mungkin dapat terjadi kesalahan
pH karena kurang teliti ataupun kesalahan saat membaca trayek warna.
Daftar
Pustaka