LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“Respirasi Hewan Dan Tumbuhan”
Disusun
oleh Kelompok II:
Adika
Muhammad Sudjatmoko
Alfita
Shirat Firdausiyah
Hariza
Mahendra
Ike
Yolanda
Ryanda
Putri Fauzi
Venti
Vera Pramitha
DINAS
PENDIDIKAN NASIONAL
SMA
PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan
kehadirat Allah SWT, sebagai penguasa yang Akbar bagi seluruh alam semesta
karena atas rahmat dan berkat-Nyalah sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
Laporan Lengkap Praktikum Biologi perbedaan sel hewan dan tumbuhan ini dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini dibuat semaksimal mungkin dan dengan berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan. Karena kelompok kami menyadari, bahwasanya manusia tidak akan pernahluput dari kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kelompok kami harapkan demi perbaikkan laporan praktikum selanjutnya.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhirnya semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua agar apa yang kita cita-citakan menjadi sukses. Amin-amin ya rabal alamin.
Laporan ini dibuat semaksimal mungkin dan dengan berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan. Karena kelompok kami menyadari, bahwasanya manusia tidak akan pernahluput dari kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kelompok kami harapkan demi perbaikkan laporan praktikum selanjutnya.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhirnya semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua agar apa yang kita cita-citakan menjadi sukses. Amin-amin ya rabal alamin.
Bengkulu,14 Februari 2014
Penyusun
1
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................ 8
1.3 Judul dan Tanggal Praktikum..............................................................8
BAB II METODE
2.1 Alat dan Bahan................................................................................... 9
2.2 Cara kerja ........................................................................................... 9
BAB III HASIL
3.1 Tabel Pengamatan ............................................................................. 10
3.2 Pertanyaan ........................................................................................ 10
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan ....................................................................................... 11
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12
5.2 Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 13
LAMPIRAN....................................................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
RESPIRASI
A.Pengertian
Respirasi
Respirasi
adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap
sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat
respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,
atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif
banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan
metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam
reaksi-reaksi respirasi.Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang
terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang
penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa,
fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan
& spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan
sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus
berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2 ke
seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea
memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak
membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Beberapa faktor yang
mempengaruhi jalannya respirasi adalah temperatur, spesies, ukuran badan dan
aktifitas.Respirasi atau oksidasi glukosa secara lengkap merupakan proses pembentukan
energy yang utama untuk kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu
rangkaian reaksi enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan diubah menjadi
bentuk ikatan phosphate bertenaga tinggi (ATP)dan sebagian lagi hilang sebagai
panas. Proses keseluruhan dari respirasi merupakan reaksi oksidasi reduksi,
yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2
3
sedangkan O2
yang diserap direduksi membentuk H2O. pati, fruktan, sukrosa, atau
gula lainnya, lemak, asam organic, protein dapat bertindak sebagai substrat
respirasi. Respirasi umum glukosa, dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6
+ 6O2
6CO2 + 6H2O + energy (ATP + panas)
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang
berlangsung di medium air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang.
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organic yang menghasilkan energy
yang digunakan untuk aktivitas sel dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi
tinggi lainnya.
Lebih lanjut, sejalan dengan berlanngsungnya pemecahan, kerangka karbon antara
disediakan untuk menghasilkan berbagai produk esensial lainnya.
Berdasarkan kebutuhan terhadap
oksigen respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.
Respirasi
aerob
Yang menggunakan O2 sebagai terminal
electron akseptor (respirasi yang memerlukan oksigen,penguraian lengkap sampai
dihasilkan CO2 + H2O à oksidasi
sempurna).
Raksinya : C6H12O6
à 6CO2
+ 6H2O + ATP
2.
Respirasi
anaerob
Yang tidak
memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron akseptor (respirasi
yang tidak memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak lengkap à oksidasi
tidak sempurna )
Raksinya
: C6H12O6
à 2C2H5OH + 2CO2
+ ATP
v Resprasi pada insecta
Kelas
hexapoda seringkali disebut sebagai insecta atau serangga, yang memiliki kaki
yang berjumlah emanam. Namun tidak semua anggotanya selalu memiliki kaki enam.
Golongan serangga primitif memmiliki kaki setiap ruas tubuhnya. Selama daur
hidupnya serangga mengalami pergantian bentuk yang disebut metamorfosis, dengan
jalan melakukan pengelupasan kulit yang disebut ekdisis. Metamorfosis ada dua
macam, yaitu metamorfosis tak sampurna dan metamorfosis sempurna.
Serangga
dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di air, darat, dan udara atau di
tumpukan buku-buku. Ada yang hidup bebas ada juga yang pasarit. Ada yang
mengeluarkan cahaya di malam hari, ada pula yang mengeluarkan suara yang nyaring.
Ada yang memiliki
4
nilai ekonomi dan ada juga yang
merugikan. Serangga merpakan hewan yang paling sukses hidup didunia
karena dapat beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan.Anggota Insekta
sekitar 900.000 jenis yang berbagi menjadi 25 ordo. Insekta dipelajari dalam
ilmu khusus yaitu entomologi.
I.Sistem respirasi pada insecta
Gambar 2. Insecta
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel
berbentuk pembulu silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan
pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot
sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya
spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga
beristirahat.
5
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis
kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang
disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan
sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kalpiler pada
sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Makanisme
pernapasan pada serangga, misalanya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara kaya
CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi
maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih
kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk
ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke
seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi
untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya
berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke
jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam ke
dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai
gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama
menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea
ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea.
v Respirasi pada tumbuhan
(kecambah kacang hijau)
Respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses
pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting
sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh.
6
Senyawa-senyawa tersebut meliputi
asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon
untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol,
karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu
lainnya, seperti lignin.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
Ketersediaan
substrat.
Tersedianya
substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan
laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ketersediaan
Oksigen.
Ketersediaan
oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Tipe dan
umur tumbuhan.
Masing-masing
spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.
Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kadar CO2 dalam udara.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2
tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar maupun batang yang terpendam
dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % dan kadar O2
turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
Persediaan air.
Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil
Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat
Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat
Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
Cahaya.
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya
menambah panas, panas menambah kegiatan respirasi.
7
Luka
Jaringan yg luka/terbuka ++ respirasi aktivitas sel
parenkim untuk menutup luka.
Pengaruh bahan kimia.
Zat penghambat respirasi diantaranya sianida,
fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pada jaringan. Dalam Konsentrasi rendah
(eter, kloroform, aseton, formaldehida) menambah respirasi dalam waktu singkat.
1.2 Tujuan
Untuk
menentukan banyaknya O2 yang
dibutuhkan oleh hewan dan tumbuhan untuk respirasi.
1.3 Judul Dan Tanggal Praktikum
A.Judul
: Respirasi Hewan Dan Tumbuhan
B.Tanggal
Praktikum : 12 Februari 2014
8
BAB
II
METODE
2.1 Alat
A.Reapirometer
B.Timbangan
C.Kapas
D.Pipet tetes
E.Arloji
Bahan
A.Eosin
B.Vaselin
C.Kristal KOH
D.Serangga(Jangkrik)
E.Kecambah
2.2 Cara kerja
1.Bungkus kristal KOH dengan kapas lalu masukkan ke dalam
tabung respirometer.
2.Masukkan seekor jangkrik / kecambah yang telah di
timbang beratna kedalam
botol
respirometer,kemudian tutup dengan pipa berskala.
3.Oleskan vaselin pada celah tertutup.
4.Tutup ujung pipa berskala dengan jari-jari kurang lebih
satu menit,kemudian
lepaskan dan masukkan setetes eosin / tinta dengan
menggunakan pipet tetes.
5.Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa
berskala tiap 3 menit
selama 9 menit.
9
BAB III
HASIL
3.1 Tabel Pengamatan :
No.
|
Berat tubuh hewan /
Tumbuhan
|
Perpindahan
kedudukan eosin(dalam skala)
|
||
3
menit
|
3
menit
|
3
menit
|
||
1.
|
Jangkrik (0,6 gr)
|
0,3
|
0,5
|
0,6
|
2.
|
Kecambah (0,4 gr)
|
0,25
|
0,35
|
0,7
|
3.2 Pertanyaan:
1).Kearah manakah eosin
bergerak?Mengapa?
Jawab : Ke arah
serangga / kecambah,karena serangga dan kecambah membutuhkan oksigen sehingga
antara eosin dan serangga / kecambah saling tarik menarik untuk mendapatkan
oksigen.
2).Perhatikan tabel
diatas.Hitung berapa volume menyuruh pipa kapiler yang di beri skala ! kemudian hitung volume gas yang telah
di pergunakkan oleh serangga/kecambah.Gas apakah itu ?
Jawab :
3).Menurut
pendapatmu,dari percobaan ini faktor-faktoor apa saja yang berpengaruh?
Jawab : -Berat dari
hewan dan tumbuhan
-Aktifitas yang di lakukan oleh serangga / kecambah
(aktif/pasif)
-Kelembapan dalam respirometer
4).Apakah kebutuhan gas
O2 per 3 menit nya
sama?Apabbila tidak sama, apa faktor
penyebabbnya ?
Jawab :Tidak
sama,karena semakin aktif jangkrik di dalam respirometer maka skalanya akan
semakinn tinggi akibat kebutuhan O2
yang semakinn tinggi.
5).Buatlah kesimpulan
berdasarkan dari data yang tela didapatkan !
Jawab : Yang
mempengaruhi adalah berat serangga / kecambah,aktifitas yang dilakukan serangga
semakin aktif maka kebutuhan O2 yang semakin tinggi.
6).Apa fungsi KOH dalam
botol?Apa alasanya KOH dibunngkus dengan kapas?
Jawab :Fungsi KOH
adalah untuk mengikat CO2 sehingga pergerakan dari eosin akibat
kebutuhan oksigen yang sangat tinggi.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari
data yang diambil melalui uji coba dengan respirometer sederhana. Mengukur
kecepatan respirasi tumbuhan dan hewan dengan eosin . Data diambil dengan cara
mengamati kedudukan larutan warna pada skala respirometer tiap
3 menit.Hal ini dipastikan karena eosin yang bergerak tersebut
disebabkan oleh aktivitas kecambah ataupun belalang dan KOH. Peran KOH adalah
mengikat CO2, karena KOH bersifat hidrofil (hydrofilic). Maka dari
itu KOH dilapisi tissue agar sifat kaustik dari KOH tidak terlalu berefek pada
makhluk hidup yang ada di dalam tabung ketika melakukan ekspirasi . CO2
dari sisa metabolisme kecambah atau belalang akan diikat oleh KOH. Volume udara
yang berkurang akan menyebabkan adanya tekanan negatif yang menyebabkan eosin
bergerak menuju tabung kaca yang berisi belalang. Sehingga semakin banyak udara
yang dibutuhkan maka semakin cepat laju respirasinya, maka larutan berwarna
juga akan lebih cepat bergerak ke arah tabung
1.Respirasi
pada jangkrik
Laju respirasi pada jangkrik pada praktikum repirasi kali ini menggunakan
jangkrik yang dimasukkan ke dalam respirometer. Jangkrik ini dimasukkan ke
dalam tabung respirometer kemudian dimasukkan KOH yang berfungsi untuk mengikat
CO2, namun KOH harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan
kapas sebelum dimasukkan ke dalam tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan
jangkrik dengan zat kimia. Kemudian pada ujung pipa kapiler diberi cairan
larutan berwarna sebagai indikator sekaligus memisahkan udara yang ada di
dalam tabung dan udara yang ada di luar tabung
2.Respirasi
pada kecambah
Laju respirasi pada kecambah perlakuan untuk mengukur kecepatan pada
kecambah sama dengan perlakuan terhadap belalang. Menggunakan KOH untuk
mengikat CO2 dan larutan berwarna sebagai indikator sekaligus
pemisah udara dalam dan luar tabung.
11
BAB
V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
· KOH berfungsi
sebagai peningkat CO2 agar
respirasi terpicu menjadi cepat. Selain itu KOH juga berfungsi sebagai pengikat
CO2.Kristal KOH dapat mengikat CO2
karena bersifat hidroskopis.
· Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis
hewan/tumbuhan.
5.2 Saran
Dalam praktikum lakukan dengan teliti sehingga dapat mendapatkan hasil yang
akurat. Jangan mengubah/menggeser posisi respirometer
agar laju eosin tidak terganggu.Sebaiknya, saat pengambilan KOH menggunakan sendok atau tissue
karena jika terkena kulitakan mengakibatkan gatal/panas. Dalam menyambungkan tabung dengan pipa respirometer gunakan vaselin agar lebih mudah dilepas lagi dan menjaga agar udara dalam tabung tidak bocor (tidak tercampu rdengan udara luar).
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar