Metapanpun aku tak berhak
Sendu rindu kelam melihat sinarnya
Kadang menjadi warna tak tampak
Mungkin sebuah angin yang berhembus
Di waktu itu ku memualai menatapmu
Saat indah bak tenggelam sinar surya
Dihadapanku tergambar jelas debu
Mengikis batuan yang keras beku
Menghancurkan lamunan mendayu
Di saat ini tersayat sembilu
Hatipun tertawa menatap kenyataan
Di telinga ku suara sumbang sang rupawan terdengar
Karena berkat cerita mebelalak mata
Menghujam keras bagai badai
Hancurkan semua , lantakkan segala
Aku diam bukan membisu
Namun tak mampu untukmu
Melihat Matamu pun aku tak berhak
Menggenggam tangamu ku tak berdaya
Memelukmu dalam dekapan walau jauh
Mencitaimu dengan hatiku
Langganan:
Postingan (Atom)